Galeri Foto

Senin, 01 Agustus 2011

Bid'ah Pertama kali....

SIAPAKAH YANG PERTAMA KALI MEMULAI BID'AH(perkara baru) HASANAH ??????

setelah wafatnya Rasul saw Ketika terjadi pembunuhan besar besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqu...r’an di zaman Khalifah Abubakar Assh...iddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra : “Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadipada para Ahlulqur’an,

lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan danmenulis Alqur’an, aku berkata : BAGAIMANA BISA AKU BERBUAT SUATU HAL YANG TIDAK PERNAH DIPERBUAT OLEH RASULULLAH SAW ??

maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar, dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuatjahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!”

berkata Zeyd : “Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gununggunung tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur’an,

BAGAIMANA BISA KALIAN BERDUA BERBUAT SESUATU YANG TAK PERNAH DIPERBUAT RASULULLAH ??”,

maka Abubakar ra mengatakannya bahwa HAL ITU ADALAH KEBAIKAN, hingga ia pun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur’an”. (Shahih
Bukhari hadits no.4402 dan 6768).
==============================​===
perhatikan konteks diatas Abubakar shiddiq ra mengakui dengan ucapannya :“Bagaimana aku berbuat sesuatu yg TIDAK PERNAH DIPERBUAT oleh Rasulullah?? (BID’AH)”,

lalu beliau berkata :“sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar”,hatinya jernih menerima hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an, karena sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi terpisah pisah di hafalan sahabat,ada yg tertulis di kulit onta, di tembok, dihafal dll, ini adalah Bid’ah hasanah,

justru mereka berdualah yg memulainya.

Demikian pula hal yg dibuat-buat tanpa perintah Rasul saw adalah

dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak pernah dilakukan dimasa Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin khattab ra dan baru dilakukan di masa Utsman bn Affan ra, dan diteruskan hingga kini (ShahihBulkhari hadits no.873).

Siapakah yg salah dan tertuduh?, siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?, adakah pendapat mengatakan bahwa keempat Khulafa’urrasyidin ini tak faham makna Bid’ah?

    • Mengenai ayat ini (HARI INI SUDAH KUSEMPURNAKAN BAGI KALIAN AGAMA KALIAN..dst) ato yg suka digembor2kan wangai AGAMA TLAH SEMPURNA itu bukan berarti menutup perkembangan islam, karena buktinya setelah ayat ini masih ada ayat lain lagi yg turun,(KALO UDA SEMPURNA KENAPA MASIH ADA AYAT LAGI YANG TURUN ttg riba dan hutang dll. ?????)

      sebagaimana dijelaskan didalam Tafsir Imam Attabari Juz 6 hal 79, bahwa setelah ayat ini masih ada ayat yg turun, dan makna ayat itu adalah sempurnanya semua kewajiban, bukan menafikan fatwa yg disebabkan perkembangan zaman, Dan ayat itu turun di arafah saat Hujjatulwada’,

      dan bentuk permasalahannya bahwa dhohir ayat ini adalah mengenai sempurnanya hal hal yg fardhu dan hukum hukum sebelum ayat ini turun, namun teriwayatkan bahwa ayat Riba, hutang,dll bahwa itu semua turun setelah ayat tersebut,

      oleh sebab itu maka para ulama berpendapat BAHWA AYAT INI BERMAKSUD sempurnanya agama di Balad haram(Makkah) dan pengusiran kekuatan musyrikin darinya hingga muslimin berhaji tanpa percampuran dg orang musyrik, dan pendapat ini didukung oleh ucapan Ibn Abbas bahwa dahulu musyrik dan muslim berhaji bersama sama, namun ketika turun surat Baraa’ah maka disingkirkan orang musyrik dari masjidilharam dan berhaji lah orang muslim tanpa dibarengi seorangpun dari orang musyrik, dan hal itu adalah sempurnanya Kenikmatan sebagaimana akhir ayat tersebut (wa atmamtu alaikum ni’matiy). (Zubdatul Itqan fii ulumil Qur’an hal 18)


    •  maka bagimana bisa SETIAP BID'AH(perkara baru ato hal baru yg tidak pernah diperbuat Rasul) adalah SESAT ????

      kalo mereka tetap ngotot SETIAP bid'ah(hal baru) adalah SESAT maka ini sama hal mereka menuduh sesat para Sahabat Ra, karena mereka pun melakukan perkara baru yg tidak pernah dilakukkan Rasulullah saw.

      dalam hal ini para imam2 muhaddits menegaskan bid'ah(hal baru) sesat yang dimaksudkan dalam hadits rasul tersebut adalah bid'ah(hal baru) yang MENYALAHI SYARIAT.

      contoh: shalat magrib 2 rakaat, shalat pake bahasa indonesia,
      karna hal itu MENYALAHI syariat , menyalahi undang2 yang telah ditetapkan sebelumnya.

      Sedangkan sperti tahlil tidaklah menyalahi syariat karna didalam tahlil ada dzikir, shalawat, doa dll yang kesemuanya itu hal baik & tidak menyalahi syariat. mo dzikiran,shalawatan, doa dimanapun, kapan pun, terserah pun boleh2 saja(TIDAK MENYALAHI undang2)

      Sebagai mana menurut imam muhaddits Asyaukani (yg hafal hadits lebih dari 100ribu berikut sanad+hukum matannya) tentang diperbolehkanya hal baru yg hasanah selama DAPAT DISANDARKAN dg Dalil Aqli dan Dalil Naqlinya seperti tahlil yg dapat disandarkan dalil naqli ttg dzkir shalawat dan doa

      “hadits hadits ini merupakan kaidah kaidah dasar agama karena mencakup hukum hukum yg tak terbatas, betapa jelas dan terangnya dalil ini dalam menjatuhkan pendapat para fuqaha dalam pembagian Bid’ah kepada berbagai bagian dan mengkhususkan penolakan pada sebagiannya (Bid;ah yg baik) dengan tanpa mengkhususkan (menunjukkan) hujjah dari dalil akal ataupun dalil tulisan (Alqur’an/hadits), maka bila kau dengar orang berkata : “ini adalah Bid’ah hasanah”, dg kau mengambil posisi mengingkarinya dg bertopang pada dalil bahwa keseluruhan Bid;ah adalah sesat dan yg semacamnya sebagaimana sabda Nabi saw : “semua Bid’ah adalah sesat” dan (kau) meminta dalil pengkhususan (secara logika atau dalil Alqur’an dan hadits) mengenai hal Bid’ah yg menjadi pertentangan dalam penentuannya (apakah itu bid;ah yg baik atau bid’ah yg sesat) setelah ada kesepakatan bahwa hal itu Bid;ah (hal baru), maka bila ia membawa dalil tentang Bid’ah hasanah yg dikenalkannya maka terimalah, bila ia tak bisa membawakan dalilnya (secara akal logika atau nash Alqur’an dan hadits) maka sungguh kau telah menaruh batu dimulutnya dan kau selesai dari perdebatan” (Naylul Awthaar Juz 2 hal 69-70).

      Jelaslah bahwa ucapan Imam Asyaukaniy menerima Bid;ah hasanah yg disertai dalil Aqli (Aqliy = logika) atau Naqli (Naqli = dalil Alqur’an atau hadits), bila orang yg mengucapkan pada sesuatu itu Bid’ah hasanah namun ia tak bisa mengemukakan alasan secara logika, atau tak ada sandaran Naqli nya maka pernyataan tertolak, bila ia mampu mengemukakan dalil logikanya, atau dalil Naqli nya maka terimalah.
    • betapa bodo nya klo masih ada yg NGOTOT setiap bid'ah adalah sesat. sedangkan para imam2 muhaddits seperti :
      imam Asyaukani, Al Hafidh Ibn Rajab, .
      Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah
      Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
      Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah
      Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah

      mereka semua menyatakan dan mengakui bid'ah hasanah. mereka (para wahabi) ternyata merasa lebih pintar dari para imam2 muhaddits yg nota bene lebih mengerti ttg ilmu Alquran dan ilmu hadits.
      Naudzubillah




    • ok mari qta banding kan dg pemahaman dalil "SETAN-SETAN DI BELENGGU DI BULAN PUASA"

      apakah setan2 bnr2 dibelenggu di bulan puasa ? Huahahaha.. Klo setan2 dibelenggu tentunya smua org jd baik smuanya. Wkwkoplak

      disinilah KESALAHAN para penganut wangabi. Mereka terlalu MEMAHAMI SECARA TEKSTUAL, mereka cuma mau memahami KULITNYA tp enggan mau memahami ISINYA.menjadikan pemikirannya SEMPIT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar