Galeri Foto

Senin, 08 Agustus 2016

Dakwah Jangan Asal Nuduh Sesat

Wahabi : “Jangan melakukan suatu ibadah yang tidak ada contoh dari Rasulullah SAW”
Anak Jalanan : “Kalau begitu jangan dengar Khutbah Jum’at dengan Bahasa Indonesia”

Wahabi : “Semua amalan itu tertolak kalau tidak ada contoh dari Rasulullah SAW”
Anak Jalanan : “Kalau begitu jangan lakukan Shalat Tarawih sebulan penuh di masjid”

Wahabi : “Islam itu sudah sempurna, tidak perlu di tambah-tambah lagi”
Anak Jalanan : “Kalau begitu, tidak usah banyak bicara. Karena Islam sudah sempurna, dan tidak perlu lagi di tambah ajaran aneh wahabi”

Wahabi : “Kubah kuburan wali harus di rubuhkan,karena berpotensi syirik disembah”.
Anak Jalanan : “Kenapa hanya kubah kuburan saja yg di rubuhkan, sekalian saja tebang semua pohon didunia, ratakan gunung-gunung, goa-goa, laut, hancurkan bulan, bintang, matahari, ka’bah, dan hajarul aswad karena semuanya juga berpotensi syirik untuk disembah”

Wahabi : “Salam untuk orang yang telah meninggal dunia tidak akan sampai”
Anak Jalanan : “Kalau begitu saat shalat tidak usah ucapkan “Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyu warahmatullahi wabarakatuh”, karena Rasulullah SAW telah lama wafat”

Wahabi : “Tassawuf itu ajaran baru, karena Rasulullah SAW tidak pernah menyebut sufi”
Anak Jalanan : “Kalau begitu tidak usah belajar hadits, karena istilah-istilah muhaddits pun Rasulullah SAW tidak pernah sebut”

Wahabi : “Jangan percaya ulama, ulama itu tidak ada yang maksum, dan yang maksum hanya Rasulullah SAW”
Anak Jalanan : “Kalau begitu tidak usah pakai hadits, karena semua hadits di riwayatkan oleh para ulama”.

Wahabi : “Maulid itu bid’ah, tidak boleh di lakukan”
Anak Jalanan : “Kalau begitu jika anak kamu lahir tidak usah senyum senang, karena itu bagian dari perayaan kelahiran”

Wahabi : “Indonesia ini negara thaghut”
Anak Jalanan : “Kalau begitu tidak usah tinggal di Indonesia”

Wahabi : “Aqidah Asy’ariyyah itu sesat”
Anak Jalanan : “Kalau begitu tidak usah pakai kitab Ibnu Hajar Al Asqalani”

Wahabi : “Imam Syafi’i itu tidak maksum”
Anak Jalanan : “Apa lagi kamu … Ha ha ha⁠⁠


Keterangan bagi yang belum paham:

Dalam memberantas kemusyrikan, Nabi tidak pernah membongkar kuburan, dsb. Namun Nabi menanamkan ilmu Tauhid yang benar kepada ummatnya. Sebaliknya Nabi men-sunnahkan ummatnya agar ziarah kubur guna mengingat mati.

Sebagai contoh meski dari zaman sahabat Umar, Mesir sudah ditaklukkan, namun Piramida dan Sphinx tidak dihancurkan dengan dalih mencegah kemusyrikan. Karena melawan Musyrik itu dengan ilmu. Bukan dengan menghancurkan bangunan. Kalau ada yang menyembah matahari, apa kita harus menghancurkan matahari? Tidak kan? Kita sekedar meyakinkan dengan ilmu bahwa matahari itu bukan Tuhan.

Imam Syafi’ie saja tidak maksum. Apalagi kita.

Imam Syafi’ie juga hafal Al Qur’an pada umur 7 tahun serta menguasai 1 juta hadits dan melihat langsung praktek ibadah dari cucu sahabat Nabi. Jadi fiqih Mazhab Syafi’ie itu diambil berdasarkan hasil mempelajari Al Qur’an, praktek ibadah cucu sahabat Nabi, dan 1 juta hadits. Bukan sekedar pendapat pribadi Imam Syafi’ie. Imam Hadits paling top seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim pun mengikuti Mazhab Syafi’ie. Mereka tidak coba membuat2 sistem mazhab Fiqih sendiri.